Berbagi Ilmu dan Cerita

Kamis, 16 Februari 2017

ASUS si Laptop Baru

09.41 Posted by Faith, Hope and Love No comments
si Asus
Hampir 5 jam berputar putar aku di salah satu mall besar di Tangerang. Helah mencari cari sesuatu yang telah aku rencanakan. Gara-gara insiden meninpa diriku beberapa waktu lalu. Pojok kanan, kiri tengah semua sudut toko kita tanyai tawar. Yaahh akhirnya tak kunjung dapat. Laptop baru yang takku inginkan. Begini critanya.
Beberapa bulan lalu, Di siang yang seperti biasa waktu sepulang kuliahku selalu disibukan oleh berbagai urusan organisasi yang mbliwet. Inilah itulah, Yaah tak apalah namanya juga belajar. Apapun tantangannya hajar! Sampai sore aku  menggunakan laptop kesayanganku. Yang penuh stiker dan warnanya sangat kusam berdebu. Tapi aku tak peduli aku tetap menggunakanya. Batrai biosnya habis sehingga setiap ku gunakan aku harus menyeting waktu. Karena tugas ketikanku belum selesai akhirnya aku tinggalkan laptop tercintaku itu di sekretariat. Agar esok ku tak perlu membawa beban yang berat-berat. Namun hal tak terduga terjadi. Gereget hatiku. Mungkin pecah hatiku.
Aku masih ingat laptop pertamaku. Aku beri nama dia si Asus karena mereknya asus. Kira kira sekitar 7 tahun yang lalu. Saat itu aku kelas 7 smp. Ya seperti biasa layaknya anak anak kecil pada umumnya pasti meliki rasa ingin punya wajarlah anak seumuran itu.
Begini critanya, pagi itu, ketika mendapat tugas dari Bu Darsih salah satu guru kesayanganku dia menunjukan tugas kliping yang di kerjakan kelas 7h. Ternyata eeh ternyata tugas itu diprint dengan printer. Semua kawan-kawan terperangah dengan hal itu. Waahhh kereeen. Tugas itu membuat iri diriku.
Siapa anak yang secanggih itu. Bu Darsih hanya menyebutkn tugas anak 7h. Jadi penasaran aku mau menanyakan pada si rudi kawanku kelas 7h nanti saat istiahat. Bel istirahat berbunyi. Kebetulan kelasku ada d 7c. Melaeti kelas rudi bila ingin ke kantin atau musola. Aku dan kelima anggota geng kami brjalan menyusuri lorong kelas yang berubin kotak-kotak. 7d, 7e, 7f dan 7h. Ketika aku lihat dari depan pintu kenapa anak anak pada menggeombol? Rudi memangil Besek, ketua geng kami. “Sek rene tak dudoi apik”. Kami menghampiri kerumunan itu. Walah ternyata laptop bermerek tosibah. Sangat keren seluruh anak anak kagum. Seperti sebuah tivi tipis dengan banyak tombol. Ada panah yang bisa digerakan oleh telunjuk jari dengan sebuah kotak kecil dibawahnya.
Dulu aku pernah melihat barng mewh itu saat aku masih kelas 5 sd. Ada guru magag yang memaerkan laptop di depan kelas. Dan anak-anak sama tajubnya dengan hal ini. Baru kali ini aku melihat laptop dari dekat. Sangat indah, layar tv nya sangat jernih  tidak seperti tvku dirumah. Meski sayang tidak bisa untuk menoton tv.
Sepulang sekolah aku masih terbayag bayang laptop itu. Sampai rumah aku bilang “yooong aku muleh”. Iyong adalah panggilan untuk nenekku. Dia menjawab “Iyo ndang salin trus madang”. Aku jawab iyo yong. Tapi tak langsung ku lakanakan prntahanya. Ku buang tasku ke pojok kamar. Badan langsung kulempar kekasur, berbaring di atas kasur kapuk randu yang empuk. Sambil menatap langit langit. Aku membayangkan andai aku memiliki laptop yang seperti itu. Pasti si dia cemcemanku akan jatuh hati padaku. Hahaha, khayalanku terus terbang. Bunyi kretek kretek kasur. angin dingin yang berhembus melalui jendela mengantarkanku dalam khayal yang menjadi mimpi siang.
“Tangi an tangi, wes sore ndang adus”. Triak iyong menggoyang goyang tubuhku. Waahh. Aku ketiduran. Aku lagsung loncat berdiri. “Jam piro ki yong?” Tanyaku. “Wes jam setengah 6 sore”. Waahhh sial. Aku melewatkan pertandingan sepak bola. Seharusnya hari ini tim ku main melawan dusun sebelah. Aku menatap iyong raut mukanya sepert biasa. Seperti marah tapi aku tak tau, dia marah benar benar marah atau tidak. Karena setiap hari dia seperti itu. “Kon salin gak ngang salin, ndgan adus adzan magrib”. Perintahnya. Dan kali ini aku melaksanakan perintahnya.
Malam pukul 21:00 aku memandangi tv. Menoton acara acara film yang mulai di pukul itu. Iyong masuk kamar, sebelumnya ia menobrol dengan tetanggga diemper rumah dari ba,da isya. Dia lewat begitu saja di depanku. Melirik atau melihatpun tidak. Kamarnya tidak berpintu hanya berselambu tepat disamping tv. Tetangga yang sebelumnya menemani iyong sudah pulang. Sekarang tiba tiba sepi hanya terdengar suara tv. Aku merasa sepi dan tiba-tiba aku mengingat cemcemanku. Yang pendek badanya, pipinya tembem, manis, hidungnya seperti tempelan jambu air dan rambutnya yang selalu dikepang dua setiap hari.
“Aahh laptop” kataku dalam hati. Aku harus punya biar tidak kalah keren dengan yang lain. Ku cek pulsa di hp nokia 3230ku. Waah cukup. Adapulsa. Aku langsung keluar rumah. Ku telfon ibu dan bapak. “Halo bu,” ibu menjawab “halo le, pye kabare dengaren nelfon ono opo?”, “Kabare apik bu. Aan karo iyong sehat. bu Aan njaluk laptop. Kanggo sekolah”. “Laptop! Iyo. Engko tak tukoke”. Jawab ibu, bikin aku sumeringah. Tiba tiba tuutt tuutt pulsa habis. Dan hp berbunyi lagi ibu yang menefon. Dan bergitu seterusnya sampai dengan obrolan panjang. Antara ibu dan iyong yang terbangun yang ingin berbiacara juga dengan ibu.
Sekian bulan berselang aku masih bingung kapan aku akan memiliki laptop. Cemcemanku sekarang sudah memiliki pacar. Tentunya bukan aku pacarnya. Pacarnya orang lain sahabat sekolahku dari sd. Kebetulan dia sekelas dengan cemcemanku sehingga peluangnya lebih besar. Dia yang setiap pagi berangat sekolah naik bus mini bersamaku. Mengelantung dipintunya, Karena didalam sudah penuh sesak.
Aku tak mungkin manruh dendam kepadanya, karena dia sahabatku. Tapi harus aku akui dia memang tampan. Kulitnya putih, rambutnya panjang dan matanya agak sedikit sipit. Sperti orang cina. Tak seperti aku ini yang biasa biasa ajah. Tak apalah, lagian dia tidak tahu dan tidak ada yang tahu kalo aku menyukai pacarnya, sebelum pacarnya itu menjadi pacanya sekarang. Tapi ini semua berkat kesalahan yang lain.
Tentang laptopku yang tak kunjung datang. Beberapa kali aku telfon ibu dan bapak selalu menjawab nanti pas lebaran. Pas ibu bapak pulang. Terlalu lama. Sekitar 4 bulan lagi dan aku keburu naik kelas. Tapi apa boleh buat. Kakaku yang kuliah disana. Selalu membujuk ibu agar tak segera membelikanku laptop dan seperti kebiasaan dari dulu. Memarahiku. Sekarang bedanya melalu telfon.
Puasa ramadhan minggu ketiga akhirnya ibu datang. Hal yang sangat ku nantikan. Ibu bapak datang tak tanggung-tanggug. Bis mini yang biasanya aku naiki untuk berangkat sekolah dicater agar mau mengantar sampai depan rumah. Tetangga berduyun-duyun menghampiri. Membantu menurun kan barang. “Wahh lek Si wes balek”. Ujar mbak Umi dari depan rumanhya. Ibu langsung memeluku dan menyalami iyong. Aku menurukan barang bersama bapak. Kulihat-lihat sudahkah aku dibelikan laptop?. Setelah semua barang sudah masuk rumah apakah ada yang ketinggalan. “An rene” panggil ibu sambil melambai. Diajaknya aku masuk kedalam kamar disana ada masku yang senyum senyum tak jelas. Dan memberikan tas yang dipakainya.
Sambil meliriknya kubuka tas itu. Ternyata laptop yang kunantikan datang. Warnanya merah maroon. Ukuranya tak sebesar miik kawanku. Ada tulisan asusnya. “dirawat ben awet” kata ibu. “Iya bu”. Jawabku sambil menciumnya. Tapi semua terlambat. untuk apa laptop ini. Aku sudah kelas 8. Mungkin tugas tugas kliping seperti yang bu Darsih berikan dulu tak ada lagi. Cecemanku sudah punya pacar. Tapi tak apalah laptop ini pasti berguna. Meski dia hadir saat aku tak membutuhkanya.
Laptop baruku yang dulu sekarang sudah pecah LCDnya menambah kerusakanya. Bautnya banya yang hilang karena dulu waktu aku smk sering aku bongkar untuk eksperimenku. Sering aku instal ulang. Aku format, warnanya sudah pudar. Banyak stiker stiker organisasi. Menemaniku dalam ujian kopetensi, menemaniku dalam mengerjakan tugas, dalam tahun-tahunku menempuh pendidikan dari SMP sampai saat ini aku Mahasiswa .
Sudah 7 tahun berselang dari masa itu. Sekerang laptopku baru lagi saat aku menemukan laptop yang cocok sebagai pengganti. Kau laptopku yang lama sangat berjasa dalam diriku saat ini. Tanpamu aku bukan aku yang sekarang. Hanya hardiskmu yang aku ambil. Dan dirimu akan aku simpan. Pada saatnya nanti akan kucritakan kisah-kisahmu pada anaku. Terima kasih sahabatku. ASUS.

0 komentar:

Posting Komentar