Berbagi Ilmu dan Cerita

Kamis, 01 November 2018

JANGAN SAMPAI ADA TUTY-TUTY SELANJUTNYA!!!

05.29 Posted by Faith, Hope and Love No comments
Kematian Marsinah akibat memperjuangkan hak pekerja perempuan pada tahun 1993 silam mestinya mampu menjadi pengingat agar tak ada lagi terjadi diskriminasi ataupun kasus kekerasan terhadap pekerja perempuan. Pekerja perempuan kerap mengalami pelecehan baik yang bekerja di dalam maupun diluar negri. Ironisnya, tindakan pelecehan itu tak jarang dilakukan oleh atasan/majikan si korban. Begitupun apa yang telah terjadi pada Tuti Tursilawati saat ini.
Tuty Tursilawati menjadi satu dari sekian yang harus menghembuskan napas terakhir di negeri orang karena hukuman mati. TKW asal Majalengka ini di eksekusi mati oleh pemerintah Arab tanpa pemberitahuan apapun pada Pemerintah Indonesia. Tuti Tursilawati, dieksekusi tanggal 29 Oktober 2018, setelah tahun 2010 didakwa membunuh majikannya.
            Dilansir dari Tribunnews.com, Tuty berangkat ke Arab pada september 2009, Tuty bekerja sebagai asisten rumah tangga di kota Thaif, Mekah Barat. Selama bekerja, Tuty sering mendapatkan pelecehan seksual oleh majikannya. Hal ini turut diungkapkan Nisma abdullah Aktivis Aliansi Tolak Hukuman Mati 11 November 2011 lalu.
            Tak tahan dengan perlakuan majikanya, Tuty melakukan perlawanan saat hendak diperkosa pada 11 Mei 2010. Ia menggunakan tongkat untuk melakukan pembelaan dan memukulkan kemajikannya. Majikan Tuty pun meninggal dunia. TKW ini memutuskan untuk melarikan diri. Namun naas, saat melakukan pelarian ia justru diperkosa oleh 9 pria. Setelah diperkosa Tuty kemudian ditangkap kepolisian kota Thaif karena dugaan pembuhunan majikanya. Pengadilan Arab kemudian memutuskan Tuty bersalah dan divonis mati pada juni 2011.
Kasus Tuty ini merupakan kasus pelecehan dan kasus kekerasan berbasis gender, Kasus Tuty dalam proses hukum di Arab Saudi masuk dalam kategori sebagai pelanggaran had yang merupakan hukum Tuhan dengan dakwaan pembunuhan berencana, dan tidak bisa dinegosisasi menjadi kasus QISAS yang dapat dimaafkan ataupun dibayar dengan denda hukuman. Kasus yang dialami Tuty merupakan kasus yang sangat krusial dan memprihatinkan, karena selain tidak menghormati prinsip-prinsip HAM juga merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan, menganggap perempuan hanya menjadi seorang yang superior setelah laki-laki.

 Agar tidak ada tuty-tuty selanjutnya pemerintah Indonesia harus juga melakukan proses pencegahan sampai dengan penanggulangan kasus-kasus seperti ini, kasus ini sangat sering terjadi karena proses pencegahan, pengawasan dan penanganan yang sangat kurang. Proses pencegahan seharusnya bisa ditanggulangi sejak TKW ada di Indonesia dengan memberikan pembekalan khusus, jika terjadi pelecehan maupun tindak kekerasan yang dialami.
 Begitupun dengan KEDUBES Indonesia yang ada di Luar Negri, sebagaimana tupoksinya yaitu mengurus kepentingan warga negaranya yang ada di negara lain. Tentunya harus melakukan proses pengawasan dan konsultasi secara berkala dan intensif kepada Tenaga Kerja Indonesia.
Ketika kasus ini terjadi Pemerintah Indonesia harus tetap mendampingi ataupun meringkan beban keluarga yang ditinggalkan. Kemudian diberinya fasilitas pendampingan hukum untuk perempuan terpidana mati, untuk mengintegrasi pembelaan yang berspektif HAM perempuan, melihat sangat masifnya kekerasan berbasis gender terkhusus pelecehan seksual yang menjadi pemicu terdakwa melakukan perlawanan dengan kekerasan yang akhirnya membawa mereka berhadapan dengan hukum. Bekerja diranah domestik/privat akan sulit mencari saksi, bekerja sebagai PRT cenderung diposisikan tidak memiliki tawar, dikarenakan adanya relasi kuasa termasuk sebagai PRT dan warga asing yang tidak memahami bahasa dimana tempat dia bekerja, yang berpotensi menghalangi akses keadilan karena kejahatan berbasis ketubuhan tersebut.

Eva Nurcahyani
Aktivis Perempuan Banten

Sabtu, 25 Februari 2017

Kunci Sukses nan Busuk Calon Pertahana Pilkada Serentak 2015

08.14 Posted by Faith, Hope and Love 6 comments
Telah berlalu tahun politik yang sangat bergejolak dalam Pilpres 2014 kemarin. Meninggalkan kesan pertarungan politik tingkat nasional yang merebutkan kursi RI-1. Dua parpol yang menjadi pemenang dalam pemilu Legislatif pun mencalonkan kedua kandidat calon presiden, yang sudah kita ketahui Bapak Jokowilah yang menjadi Presiden Indonesia periode 2014 – 2019.

Tahun politik tak berhenti di tahun 2014. tahun politik berlanjut yang terjadi di daerah yaitu Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) serentak 2015 tingkat kabupaten/kota, yang justru tidak kita rasakan gejolaknya seperti tahun sebelumnya. Bisa jadi Karena kampanye sebagian dikelola oleh KPU, sehingga tidak ada penguasaan media massa dan penganggaran untuk poster dan baliho. Namun tak seperti yang terjadi di Medan tingkat partisipasi masyarakat hanya diperkirakan mencapai 20%. dikarenakan anggapan masyarakat siapapun kepala daerahnya pasti korupsi.
Pilkada serentak 2015 adalah ajang ujuk kekuatan para calon petahana yaitu bupati/walikota yang mencalonkan kembali menjadi kepala daerah di pilkada tersebut. Berdasarkan lembaga survei Indonesia yang menyatakan 70% calon petahana menang di pilkada serentak. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Ada yang beranggapan petahana mempuanyai masa kampanye yang lama yaitu selama 5 tahun dia menjabat. Hal tersebut tidak selamanya benar kita dapat menilai bahwasanya petahana yang dianggap tidak bersihpun bisa menang dalam pilkada serentak 2015. Ambil contohlah pilkada Tangerang Selatan meskinpun suami dari wali kota tersebut sudah dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi, tidak mengalangi langkahnya untuk menang dalam pilkada kemarin. Meski saya yakini rakyat tak sebodoh itu. Selama 5 tahun rakyat yang merasakan jalan rusak, layanan kesehatan yang buruk dan pendidikan yang penuh dengan pungli, masih mau memilih calon petahana yang membuatnya susah. Lantas apa yang membuat calon petahana mampu memenangi pilkada serentak 2015?
Calon petahana mempunya 2 kekuatan besar, kunci sukses menang pilkada. Yang pertama adalah APBD ( Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Dalam perumusan APBD kepala daerah memiliki wewenang yang cukup besar. Modus yang sering terjadi ialah penganggaran dana bansos (bantuan sosial). Bansos adalah pemberian bantuan berupa uang/barang kepada individu, keluarga dan/atau kelompok masyarakat yang sifatnya secara tidak terus menerus besifat selektif yang bertujuan melindungi dari kemungkinan resiko sosial. Bansos dari APBD diperbolehkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang di ubah beberapa kali, terakhir Permendagri No. 21 tahun 2011 dan kedua peraturan tersebut tidak mensyaratkan calon penerima bansos karena sudah tercantum dalam APBD  yang telah dibahas dan ditetapkan tahun sebelumnya[1].

Melambungnya dana bansos terbukti terjadi disetiap daerah yang  petahananya maju kembali dalam pilkada serentak 2015. Sepeti yang dilansir dalam media-media masa di internet. Kemendagri akui peningkatan dana bansos menjelang pilkada. termasuk  kasus Bansos yang meningkat 254% di Tangerang Selatan dalam APBD-Perubahan 2015 yang dilansir detik.com. Dari dana bansos APBD 2015 sebesar Rp 29 M menjadi Rp 105 M di APBD-Perubahan 2015 dibulan November. Nilai yang sangat fantastis dan kemudian kita juga tidak heran pembangunan jalan begitu gencar-gencarnya dimasa itu. Contoh jalan Siliwangi di depan kampus UNPAM, bulan November dan Desember pengerjaan dilaksanakan dengan terburu-buru sampai siang malam dikerjakan namun setelah pilkada Januari, Februari, Maret dan sekarang April pengerjaan jalan tersebut tak kunjung usai. Menyisakan tiang listrik ditengah jalan.
Berdasarkan temuan KPK yang dilansir rappler.com, penyelewengan dana bansos rawan diselewengkan oleh kepala daerah incumbent alias petahana. KPK juga mengeluarkan surat himbauan bernomor B-14/01-15/01/2015 tertanggal 6 Januari 2014 yang dikirim kepada seluruh gubernur dan ditembuskan kepada Mentri Dalam Negri yang meminta kepada jajaran kepala daerah secara sungguh-sungguh mengelola dana bansos.
Dana bansos harus berazas keadilan diperuntukan untuk bantuan yang semestinya, namun penyelewengan dana bansos bisa juga menjadi dana kampanye dengan modus penerima dana bansos adalah kelompok masyarakat yang mendukung atau bahkan menjadi tim sukses petahana dan tidak menutup kemungkinan penerima dana fiktif untuk pembangunan infrastruktur.
Sungguh sangat menyedihkan apabila dana bansos yang dari uang rakyat dan seharusnya diperuntukan untuk yatim piatu, orang yang tidak mampu dan kelompok masyarakat lain yang membutuhkan  malah dipergunakan untuk kepentingan pribadi yang serakah akan kekuasaan, Sangat miris.
 Kemudian kunci sukses petahana yang kedua adalah politisasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Seorang kepala daerah mempunyai hak priyogratif untuk mengganti, memindahkan atau menurukan jabatan kepala dinasnya atau aparatur sipil negara. Kemudian dikewenangan inilah petahana bermain. Setiap kepala dinas yang tidak mendukung dirinya bisa diganti, dipindahkan atau diturukan jabatanya. Tidak peduli apakah ASN tersebut berkualitas atau tidak selama tidak mendukung pertahana maka disingkirkan.
ASN yang sering menjadi korban politisasi petahana adalah guru. Karena jumlah yang banyak didalam suatu daerah. Selain itu berdasarkan hasil kajian Indonesia Corruption Watch (ICW) yang dilansir dalam bisnis.com, tentang pengelolaan guru yang memperlihatkan berbagai masalah terkait rekrutmen dan pendidikan calon guru, status dan kesejahteraan, kepangkatan dan pengembangan karir, serta ketimpangan persebaran guru di daerah.
Hal itu disebabkan antara lain belum ada kejelasan pembagian tugas antara pemerintah pusat dan daerah. Sebenarnya ada dua regulasi yang mengatur tentang pengelolaan guru yaitu UU No. 15 Tahun 2015 tentang guru dan dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang guru akan tetapi belum mengatur dengan jelas porsi pembagian tugas secara teknis antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Dari ketidakjelasan tersebut memberikan peluang kepada calon petahana mempolitisasi guru. Dan dengan terpolitisasinya guru berarti mengesampingkan kepentingan kesejahteraan dan kualitas pendidikan di daerah tersebut. Bayangkan apabila ada guru yang bernar-benar berkapasitas dan berintegritas menolak untuk mendukung calon petahana yang korup maka dia dipindahkan ketempat yang jauh atau diturunkan jabatan? Siapa yang dirugikan? Pasti murid akan kehilangan guru yang berkualitas dan berintegritas tersebut dan kesejahteraan guru tersebut juga.
Dari kedua masalah tersebut sudah jelas dimana letak permasalahanya. Terkait dengan dana bansos pemerintah perlu membatasi dan memberikan kejelasan dan persyaratan lebih siapa saja yang berhak dan mekanisme yang jelas dan ketat dari segi pengawasan pertanggung jawaban dan ketransparantnya maka dari itu perlu memperkuat peraturan terkait Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No. 21 tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dan selanjutnya terkait tentang guru yang terpolitisasi pemerintah hendaknya memberikan kejelasan tentang pembagian teknis pengelolaan guru. Apakah secara sentralisasi atau desentralisasi dan apabila ada wacana penyerahan penyelenggaraan pendidikan tingkat menengah dan khusus kepada pemerintah provinsi juga dianggap tidak menjawab pesoalan apabila pemerintah tidak memberikan kejelasan tentang pembagian tugas.
Dan itulah dua kunci busuk kesuksesan calon petahana yang bermental pecundang dan corrupt. Menghalakan segala cara meskipun itu busuk agar mampu berkuasa kembali dan berkorupsi kembali. Rakyat kecil akan selalu menderita selama petahan itu berkuasa. Satu hal yang aku yakini pejabat yang mendapatkan jabatanya dengan cara yang corrupt akan mejalankan jabatanya dengan cara yang corrupt juga. Ingat 70% pilkada dimenangkan calon petahana.
Namun masih ada harapan, semua ditangan kita. Kesejahteraan masih bisa kita tentukan kepastianya. Tahun politik belum berakhir, Pilih pemimpin yang benar-benar bersih dan berpihak kepada rakyat kecil. Kita belajar di pilkada serentak 2015 dan kita sukseskan pilkada 2017 gelombang 1, pilkada 2018 gelombang 2 ditingkat provinsi dan pemilu tahun 2019. Karena kesejahteraan adalah oleh kita, dari kita, dan untuk kita rakyat Indonesia. Merdeka!!



[1] Memang dalam pebahasan dan penetapan APBD itu harus melalui sidang DPRD tapi kita harus berkaca pada kasus korupsi dana bansos Sumatra Utara, dana bansos senilai Rp 308,4 M yang membuat Gubernur non aktif Gatot Pujo Nugroho terlilit 3 kasus. Penyuapan hakim PTUN Medan dan DPRD Sumatra Utara serta penyalahgunaan dana bansos. Ketua DPRD Sumatra Utara periode 2009 – 2014  Ajib Shah menyebut hal itu dengan “uang ketok”. Dalam proses penggaran dalam DPRD itu akan besih suap-menyuap bisa berlangsung dalam pengesahan APBD. dan sekarang sudah sahlah pak gubernur dan istri menyandang gelar koruptor alias maling uang rakyat.

SUKAMISKIN

07.33 Posted by Faith, Hope and Love No comments
Dari sang proklamator sampai sang koruptor pernah merasakan dinginnya tembok penjara ini. Yang berbeda jika sang proklamator berjuang untuk bangsa, Koruptor membuatnya jadi kotor.

Penjara yang berdiri sejak masa penjajahan ini menjadi saksi bagaimana Soekarno menghabiskan waktu menjadi tahanan politik oleh belanda. Dahulu tempat ini bernama Straft Gevangenis Voor Intelectuelen yang berarti Penjara untuk Kaum Intelektual. Dan kini lebih di kenal dengan sebutan Lembaga Pemasyarakatan (Lp) Sukamiskin. Pada 2012 nama penjara ini menjadi buah bibir karena ditetapkan menjadi Lapas khusus kasus korupsi, Bukan kelas teri yang akan menginap disini tapi kelas kakap dengan nilai korupsinya tinggi. Di pastikan para koruptor "Menderita" dengan fasilitas yang sangat minim dan dinginnya udara kota kembang saat malam  di tambah lembabnya tembok bangunan tua ini.

Tapi nyatanya hal tersebut tidak berpengaruh merubah mental bejat para koruptor ini, jika sang proklamtor menyelundupkan tulisan untuk membakar semangat rakyatnya tapi tidak dengan koruptor, mereka menyelundupkan uang untuk menyogok sipir agar bebas membakar nafsu dengan istri muda bahkan ada yang berkeliaran keluar masuk apartemen mewah.

Sudah seharusnya semua pihak bertanggung jawab bukan sekedar beropini dan lempar bola panas termasuk Menteri Hukum dan Ham dengan Direktorat Jendral Pemasyarakatannya. Pembenahan tata kelola sumber daya manusia mutlak dilakukan agar tidak ada lagi para tahanan yang bebas keluar masuk terlebih tersangka korupsi. Sehingga tujuan menjadikan LP sukamiskin membuat pelaku korupsi menderita dan jera dapat terwujud, bukan hanya sekedar untuk pindah kamar tidur yang sewaktu-waktu dapat bebas berkeliaran.

Ironis memang, Dan sepertinya perkataan Soekarno ada benarnya bahwa perjuangan hari ini lebih berat karena melawan bangsa sendiri. Tapi biar bagaimanapun inilah Negeriku, Negerimu negeri kita semua, yang harus tetap kita jaga dengan kemampuan dan keterampilan yang kita miliki, sehingga ruang gerak para pencoleng negeri ini bisa kita batasi.


Oleh

Jupri Nugroho 

Tangerang Public Transparency Watch


Jumat, 24 Februari 2017

Puisi Gus Mus Ya Rahman Ya Rahim

22.18 Posted by Faith, Hope and Love No comments
Ya Rahman Ya Rahim 
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih  Maha Penyayang
Rahmat yang Engkau limpahkan kepada segenap penghuni bumi
Yang meluapi kalbu ibu
yang menjalin cinta para kekasih
yang menjadikan orang saleh mengasihi kaum papa
yang mendorong pejuang memihak kaum tersisih
yang membuat bocah mengulurkan koin kekayaanya kepada pengemis tua
yang menggerakkan rasa iba pelacur  melihat anak anjing yg dahaga
yang menjelma kasih sayang yang mendamaikan pergaulan antara sesama hamba
hingga induk kuda yg berhati-hati meletakkan kakinya agar tak menginjak anaknya
hanyalah satu bagian dari seratus bagian Rahmat-Mu,seratus bagian kasih sayang-Mu
99 sisanya Engkau simpan sendiri
untuk-Mu bagi merahmati siapa saja yg Engkau Kehendaki

dan Rahmat-Mu meliputi apa saja langit, tanah, laut, sungai-sungai, telaga, matahari, bulan dan bintang-bintang, gunung-gunung, bebatuan, tetumbuhan dan binatang-binatang mensyukuri Rahmat Penciptaan-Mu
dan kehidupan yang engkau kurniakan dan kepasrahan mengikuti hukummu
semuanya mengabdi kepada Khalifah-Mu,sebagai sujud mereka Kepada-Mu
maka Rahmat-Mu yg terbesar Engkau anugerahkan kepada Adam kemudian anak cucunya yang Engkau Muliakan
menjadi Khalifah-Mu di muka bumi ini, maka menjadi bagian Rahmat-Mu yg Engkau Anugerahkan Adam pun menebar kasih sayang

tapi ya Allah ,.............
Habil anak pertama adam yg sholeh dipukul kepalanya oleh Qobil saudaranya snediri hingga mati karena iri
Firaun dibutakan kekuasaan dan melalimi rakyatnya sendiri
Qorun diseret keserakahannya dan menggusur sana-sini
Abu Jahal dibakar keangkuhan dan kebodohannya mengobarkan provokasi kesana-kemari,........

Ini, masya allah
ketika rahmatmu membuat manusia semakin pandai
Qobil-qobil, Firaun-firaun, Qorun-qorun, Abu jahal-abu jahal berlahiran kembali bagaikan kelinci memenuhi pelosok-pelosok bumi.
Dengan kepandaian mereka
Qabil-qabil  mampu tampil dalam wajah Habil
Firaun-firaun dalam wajah Musa,
Qorun-qorun dalam wajah Harun,
abu jahal-abu jahal dalam wajah Umar,

dengan kepandian mereka kejahatan mereka semakin canggih kemasanya
semakin dahsyat akibatnya
atas nama perdamaian mereka mengobarkan peperangan
atas nama kemerdekaan mereka melestarikan perbudakan
atas nama kasih sayang mereka menyebarkan kebencian
atas nama hak azazi manusia mereka membantai kemanusiaan
bahkan tak segan-segan
atas nama-MU ya Tuhan mereka membasmi nilai-nilai yang engkau amanatkan

maka Khalifah lautpun dengan cangih menguras laut
Khalifah pantai dengan rapi mengotori pantai
Khalifah hutan dengan lihai membabati hutan
Khalifah gunung dengan pandai meledakan gunung
Khalifah bumi dengan tekun menghancurkan bumi
Khalifah peradaban dengan santun memerosotkan peradaban
Khalifah kemanusiaan dengan bangga merendahkan kemanusiaan
Khalifah kehidupan dengan tega membunuh kehidupan

aku jadi sangat merindukan nabi-nabi yang engkau utus
menebarkan rahmat dan kasih sayang
yang menghabiskan hidupnya untuk memerangi kebodohan dengan kearifan
memerangi keterbelakangan dengan akal budi
memerangai kebencian dengan kasih sayang

oohh Allah tuhanku yang pengasih
tuhanku yang penyayang
ampunilah kami
kami yang engkau anugrahi negri bagai miniatur sorga
kinipun dengan gila dengan api kedengkian
dengan api dendam
dengan api kebencian
hendak menjadikanya neraka

oohh Allah ulurkanlah tangan rahmatmu dengan segera kepada kami
kami bangsa budak yang terlalu lama diperbudak
namun dengan rahmatmu engkau merdekakan kembali
namun budak budak belum siap merdeka
hamba-hamba belum mampu mensyukuri kurnia
budak-budak yang tiba-tiba merdeka terpesona dengan kekuasaan
dan saling memperebutkanya
malah banyak yang menyaingi Mu
merasa yang paling kuasa
merasa berhak mematikan dan menghidupkan
bahkan merasa berhak membagi-bagikan sorga dan neraka

ohh Allah ampunilah kami
ulurkanlah tangan rahmatmu dengan segera kepada kami
bila satu bagian dari Rahmat-Mu yang engkau peruntukan bagi penghuni bumi terus di perangi
dan kasih sayang ketercundang
hanya rahmat dari sisimu jua harapan kami
ulukanlah tangan Rahmat-Mu kembali kepada kami
apabila apa yang menimpa kami saat ini
adalah azab akibat dosa dosa kami
ya Allah engkau maha pengampun
kami mengaku dan bertobat semampu kami
ampunilah kami

kami tau sebetapapun besar dosa kami
dalam lautan Ampunan-Mu pasti tidak berarti
dosa-dosa kami sebesar apapun
tak sedikit jua mengurangi Kebesaran-Mu
pengampunanmu atas dosa-dosa kami
tak sedikitpun mengurangi Keagungan-Mu
hanya Engkau yang dapat mengampuni
hanya Engkau yang dapat merahmati

bila Engkau tolak kami dari pintumu
pada pintu siapa lagi kami akan mengetuk
maka ya Tuhan, bukakanlah pintu Ampunan dan Rahmat-Mu tuk kami
ampunilah kami dan para pemimpin kami
terimalah tobat kami dan sinarilah batin kami dengan cahaya Hidayah-Mu
dapat melihat kebenaran dan mengikutinya
dapat melihat kebatilan dan menghindarinya
hidupkanlah nurani kami dengan nur kasih sayang-Mu
agar kami dapat kembali saling mengasihi sesama
agar kami kembali menjadi manusia yang pantas engkau mulyakan
sebagai hamba dan khalifahmu di bumi ini
Allah ya tuhan kami
Terimalah tobat kami dan kabulkanlah permohonan kami
Amin

Antar Aku ke Sekolah

08.55 Posted by Faith, Hope and Love No comments
Bapaku
Bapak, panggilanku kepada seseorang yang nampak lelah, lesu dan terkadang  ceria dengan joke-joke garingnya. Saat itu tak kusangka dan tak kusadari makin hari tubuh bapak makin kurus. Mungkin karena jadwal kerja kita dari pukul 8 sampai 3 dini hari. Dimasa kecilku yang selalu ditinggal merantau orang tua yang terbayang adalah bapak itu sangat gagah perkasa. Badanya berotot, pundanya lebar legam dan lenganya besar sekali. ingatan yang tergambar saat masa kecil dulu di kampung halaman ditinggal merantau olehnya. Saat ini, aku bersamanya. ternyata ingatanku salah. Bapak bertambah menua dan bertambah rentan. Ototnya yang dulu telah hilang. Perut kotak kotaknya dulu juga hilang dadanya yang bidang juga hilang. Yang nampak wajah yang sedikit pucat dan rambut beruban.
Kepiluanku bertambah ketika 1 tahun yang lalu bertepatan setelah pernikahan kakaku yang ketiga, bapak divonis leukimia. Shock mendera seluruh keluarga, kecuali ibu dan bapak. Seluruh kakak-kakaku, yang pertama, kedua dan yang ketiga menangis semua mendengar kabar itu dari dokter ahli penyakit dalam rumas sakit darmais. Cuma aku yang melamun berdiam melihati tangisan mereka. Bukan karena aku tak sedih. Tapi takut menulari kesedihan dan ketakutan kepada ibu dan bapak yang menunggu diluar ruangan. Kita sepakat untuk tidak memberikan tahu hal ini kepada bapak dan ibu. Kakak pertama menyuruhku mengantar ibu dan bapak ke mobil. Ibuku dan bapaku bukanlah orang yang terpelajar. Ibuku tidak pernah sekolah dan bapaku Cuma pernah sekolah rakyat tapi tidak lulus. Sehingga mereka sangat mengharapkan aku menjadi anak yang pintar dan berguna seperti dokter. Dan tidak senasip seperti mereka.
Dimasa kecilku bapak adalah sosok yang humoris dan penyayang, bapak tidak pernah memarahiku, bapak selalu tersenyum dan sangat kuat. Hal yang tak terlupakan saat pertama kali aku masuk SD. Aku takut dan bingung. Karena aku  hadir dalam lingkungan baru. Saat usiaku 1 sampai 5 tahun aku tinggal di kota Tangerang. Karena biaya sekolah disana pada waktu itu sangat mahal ibu dan bapak tak punya pilihan selain menyekolahkan ku dikampung dan hidup besama nenek.
Diharipertamaku di kampung, aku tak punya teman. Bapak dan ibulah satu satunya temanku orang benar ku kenal bahkan kepada nenek, kakak ketiga dan kedua aku merasa asing.
Disuatu pagi ibu memandikanku, mendadaniku, menyisir rambut dan memakikanku tas ransel bergambar Power Rangers. Aku menduga pasti aku akan sekolah. Aku mengatakan pada ibu aku tak mau sekolah karena takut.meski saat itu kakak ketigaku duduk dikelas 6, tapi aku tetap tak mau, sehingga kakaku berangkat duluan. Akhirnya bapak meyakinkanku. Sampai-sampai bapak harus meminjam sepeda ontel tua milik kakek. Biar aku tidak takut katanya bapak mau nganter aku sekolah.
Kakeku, mbah Diyo namanya, sepedanya sangat tua seperti kakek juga sangat  tua, selalu membawa tongkat jika berjalan, yang aku ingat sepedanya sudah karatan semua warnanya coklat, sangat tinggi, rodanya besar dan pipih. Aku diangkat ibu lalu didudukan di boncengan belakang yang tidak ada busanya hanya besi saja. Kakiku diikat agar tidak masuk dalam jeruji roda. Sebelum berangkat ibu menciumku dan memasuka beberapa ratus rupiah kedalam sakuku, "sekolah seng pinter le sok ben dadi dokter" kata ibu. Aku berangkat dan hatiku sangat berdebar. Kampung halaman tempat aku dilahirkan tanpa mengenal satu kawan pun disini. Bahkan bahasa jawaku saat itu sangatlah buruk. Masih campur bahasa Indonesia. Semakin dalam takutku.
Bapak menaiki sepeda, dengan mendorong sepeda dan langsung loncat kesedelnya. Waaahhh... senangnya hatiku. Tak menyaka dibonceng sepeda ontel terasa begitu menyenangkan. Seketika takutku hilang. Sensasinya mungkin seperti menaiki roolerkoster. Meski aku belum pernah menaikinya. Seru sekali, jalan yang berbatuan membuat pantatku trasa panas. Badan seperti melompat melompat. Bapak mengayuh sepeda itu dengan begitu kencangnya. Karena waktu itu aku hampir terlabat. Pukul 07:00 WIB siswa sudah masuk kelas kata bapak.
Saat bapak mengayuh sepeda di depanku terlihat beliau sangat gagah perkasa, badanya besar tapi tidak gemuk, baju ham lusuh war putih kebiru biruanya yang tipis seperti menonjolkan otot otot pundak dan punggungnya. Mungkin seperti inilah sosok Werkudoro yang di ceritakan bapak sebagai tokoh wayang yang gagah.
Namun hal lain yang kulihat dari bapaku dia sangatlah ramah, tak seramah saat di kota Tangerang, saat disini semua orang disapanya, semua orang juga menyapa dirinya dengan senyum dan berkata dalam bahasa jawa "Lek Si, ndek kapan mulihe?" bapaku menjawab "ndek wingi lek". Waahh ramah sekali. Dan aku hanya terdiam plonga plongo melihat kejadian itu.
Selain jalan yang berbatu, ternyata jauh juga jarak rumah dan sekolah baruku. Menyebrangi sungai, melawati perkampungan dan kebun pohon jati. Aku sungguh menikmati rasanya dibonceng sepeda ontel oleh bapak untuk pertama kalinya dan ternyata sampai saat ini aku belum pernah merasakan untu yang kedua. Meski hal itu tidak mungkin terulang kembali. Karena badanku sekarang jauh lebih besar daripada bapak dan bapak sekarang mungkin sudah tidak kuat bonceng aku. Mungkin suatu nanti biar aku memboceng bapak, gantian.
Tiba tiba terdengar Srrrrookkk... bapak menginjak ban depan. Sepeda berhenti. Terdengar suara anak anak yang ramai. Ku tengok kerarah suara itu sebelah kiri jalan. Ternyata itu sekolahan baruku, jantungku seketika berdebar lagi. Kupegang erat sedel yang diduduki bapak. Erat sangat erat sekali. Sambil melihat beberapa anak anak saling berkejaran,  bermain bola plastik. Terlihat dari luar sekolahku adalah satu satunya bangunan yang dipagari oleh bagar semen yang tidak terlalu tinggi setinggi pundaku. Halamnya dari tanah dan jarang jarang rumputnya. Ada taman taman bunga yang ada di depan ruang ruang kelas. Di depan ada gapura yang bertulisan timbul dan ada gambar anak laki laki dan perempuan mengenakan seragam dan timbul juga seperti menempel disisi gapura disebelahnya. Di samping gapura ada bebebrapa plang yang tulisanya agak memudar, di sebelah kanan ada musola kecil dan ada banyak kran untuk tempat wudhu. Di tengah lapangan ada tiang bendera. Anak anak bermsin dibawah tiang tersebut. Ramai sekali sekolah baruku ini. Sepertinya semua menggunakan bahasa jawa. Aku takut dianggap asing. Mungkin aku juga menganggap tempat kelahiranku itu sangat asing.
SDN Semen 4 sekolahku dulu
Bapak telah melepaskan ikatan dikakiku, sepeda sidandarkan ke tiang listrik dan aku diangkatnya. Tapi aku masih berpegang erat pada sadel itu. "hheee... colne le.. lepaskan ayo turun." "ora pak, wedi" sahutku "aku pulang wae" "tapi harus sekolah ben pinter le, ben dadi dokter" Jawabnya sambil tersenyum. Mataku berkaca kaca dan menggeleng gelengkan kepala.
Tapi ternyata bapak begitu kuat tiba-tiba aku di gendongnya. Dia melihatku aku melihatnya. Kita saling tatap tatapan dan tiba-tiba aku diturunkan. Bapak menggandeng tanganku dan berjalan menuju gerbang itu." Aku pengen pulang" kata dalam hatiku. Memasuki gerbang menyusuri lapangan semua anak menatapku mereka saling berbisik, dan semakin drop rasanya. kringat dingin keluar di dahiku. Bapak membawaku kearah ibu berbaju coklat berjilbab hijau dan bersepatu pantopel, dari kejauhan seperti menunggu kedatangan bapak dan menyilakan bapak dan aku masuk kesuatu ruang, ruanganya tidak telalu lebar seperti dugaanku ada lemari kaca dan aku melihat sebuah komputer diruangan itu. Ada sofa empuk berwarna hijau, piala piala, buku-buku, meja kaca dan ada seorang tinggi kurus dengan tatapan menyeramkan di balik lemari. Bapak dan ibu itu duduk saling berbincang. Pasang pasang mata mengitip di jendela tak berkaca dan melihat melihat di depan pintu. Dan ibu berkrudung hijau itu bilang "hayo masuk, masuk kelas udah waktunya masuk." Setelah tak lama. Ibu itu menayakan namaku dan mengajaku. Aku melihat bapak dan memberi tanda aku tidak mau. "wes gak popo, sekolah seng pinter, mbesk ben dadi dokter le" kata bapak. kita keluar ruang aku di gandeng ibu bekrudung hijau itu berjalan kesuatu arah, aku tak tahu karena aku hanya menatap kebelakang kearah bapak yang berdiri di depan pintu ruangan tadi dan mengucapkan hal yang sama "sekolah seng pinter le ben dadi dokter."
Betahun-tahun telah berlalu tiba tida saat ini aku sudah kuliah. 12 tahun belajar dikampung halaman kini ku ikut bapak merantau belajar tentang kehidupan. Berkerja dengan berjualan dan merasakan rasanya banting tulang bersama. Pesan ku saat berangkat kuliah masih sama namun bapak dan ibu sekarang lebih demokratis kepadaku, "sekolah seng pinter le" menghilangkan kata jadi dokternya. Karena aku tidak mau menjadi dokter. Tapi akhir akhir ini aku mnyesal tak menuruti nasehat orang tuaku itu. Saat bapak sakit sekarang aku tidak bisa berbuat untuk merawat dan lebih berguna seperti dokter.
Maaf pak maaf buk. Kutahu bapak dan ibu tidak bisa membaca sendiri tulisaku ini. kuberharap suatu saat nanti ada yang membacakanya untuk kalian dengan bahasa yang lebih sederhana. Sekarang aan belum bisa menjadi anak yang berguna seperti engkau harapkan dari dulu. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu hadir untuk ibuk bapak.

Kamis, 16 Februari 2017

Dimana Letak Inependensinya?

12.19 Posted by Faith, Hope and Love 2 comments
Kaget aku mendengar curhatan kawan mahasiswaku tentang temanya yang menjadi korban penculikan aparat. Itu kata temanya yang diculik benar tidaknya aku tak tahu. Ketika kutanya kenapa dia diculik? Dia ikut aksi pada 14 Februari 2017, tentang aksi kepada  gubernur DKI jakarta yang di aktifkan lagi setelah kampanye. Yang sangat disayangkan sesuai berita yang dilansir detik.com. polisi tidak mengaantongi surat pemberitahuan aksi tersebut. Namun bagi saya tetap saja di negara yang demokrasi ini setiap orang boleh mengeluarkan pendapatnya. Untuk mengkritisi pemerintah yang inkonstitusional. Tapi selayaknya kita juga melihat apakah tidakan kita sebagai mahasiswa sudah konstitusional apa belum.
Selain itu aksi tersebut dilaksanakan sehari sebelum pemungutan suara pilkada 2017. Entah memliki unsur politik atau tidak. Bagi kita yang awam menilai itu sangat berkaitan dengan unsur tersebut. Dan hal yang sangat aku sayangkan ini diakukan oleh mahasiswa. Aku adalah mahasiswa, ketika mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan sungguh begitu disajikan bahwa mahasiswa adalah aktor inelektual yang mambawa bangsa ini kearah kemerdekaan.
Berbanding terbalik dengan potret mahasiswa saat ini. Selain hal diatas kemarin mahasiswa juga mendemo kediaman mantan presiden ke 6 Indonesia, bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu juga sangat begitu disayangkan. Kediaman seseorang menjadi tempat aksi. Dan juga ketika saya menyaksikan vidio aksi mahasiswa, menampilkan adegan pemotongan kepala ayam sampai putus dan darahnya disiramkan ke foto presiden dan wakilnya, mencoreng aksi 411 dengan  kericuhan Dan aksi mahasiswa lainya yang penuh amarah yang tidak terkendali sampai merusak fasilitas dan menggagu kepentingan umum.
Apakah ini yang disebut dengan independensi? Independensi yang juga digaungkan kepadaku saat aku mengikuti pelatihan organisasi kemahasiswaan? Yang kataya mahasiswa memliki kebebasan befikir dan bertindak. Tidak boleh dipengaruhi oleh pihak manapun. Dari polisi, tentara, parpol, pemerintah dan lain sebagainya. Tapi mungkin kita lupa menebutkan setan didalam dirikita termasuk didalamnya.
 Independensi adalah bentuk terlepas dari ikatan, pengaruh dan terbebas dari belenggu. Sehingga mahasiswa mampu meluapkan pemikiranya. Namun, apakah saat ini mahasiswa tetap independen? Ataukah memang mahasiswa bukanlah makhluk yang independen. Ketika setiap bentuk ekspresi pemikiranya cenderung untuk kepentingan politik praktis atau malah kepentingan emosi dan amarahnya belaka. Apakah mahasiswa masih membela rakyat tertindas seperti yang diakukan Soekarno, Moh. Hatta, Moh Yamin, Tan Malaka, dan pahlawan lain dimasa itu.
Beda jaman beda juga manusianya. Mahasiswa jaman soekarno adalah mahasiswa pilihan. Berasal dari kalangan atas pada masa itu sehingga bisa menempuh pendidikan. Namun tidak ikut menindas rakyatnya sendiri, justru membelanya meski nyawa dan harta taruhanya. Apakah kita seperti itu? Sudahkah kita sadar sebagai mahasiswa siapa yang kita bela? Untuk apa kita kita melakukan aksi? Siapa yang diuntungkan dari perbuatan yang kita lakukan itu? Atau hanya dengan uang sekian rupiah kita jual gelar mahasiswa kita.
Sudahkah kita mengkaji setiap permasalahan dengan akal sehat, adab dan budi luhur bukan dengan amarah, hal yang wajar jika remaja masih memiliki emosi yang tidak stabil namun harus dapat kita bedakan remaja biasa dengan mahasiswa. Ketika kita memakai jaket almamater itu adalah bentuk intelektualitas kita. Sebagai manusia yang berpendidikan.
Sehingga mahasiswa yang melakukan aksinya demi kepentingan politik praktis, inkonstitusional, merusak dan yang negatif lainya adalah mahasiswa yang hilang independensinya. Karena terjajah oleh emosi, oleh hasutan sehingga hati nurani sebagai pemangku adab dan budi luhur terkikis peranya dalam bertindak. Akhirnya yang bertindak adalah setan. Setan yang suka merusak, menghina dan mencaci. Bukan mahasiswa, yang berpendidikan, yang selaras akan fikiran, hati dan tindakan.
Hal ini terjadi karena kurangnya mahasiswa yang suka membaca buku. Menurut Most Littered Nation In the World  indonesia peringkat 60 dari 61 negara. Minat baca orang Indonesia hanya 0,001. Yang artinya hanya 1 dari 1000 orang yang membaca 1 buku setiap tahunya. Hal ini sungguh sangat berpengaruh terhadap mahasiswa. Terutama dalam perbuatanya. Minim literasi membuat mahasiswa lemah dalam mengalisis keadaan sosial dan mudah terpengaruh emosi.
Berbeda kisah soekarno yang menghabiskan banyak buku. Bila ilmu adalah air Soekarno telah menjadi danau yang luas dan dalam tak akan asin bila diberi sekarung garam sekalipun. Sehingga dalam meraih kemerdekaan beliau tak terbawa amarah dan tak ada pertumpahan darah.

Mari kita mulai dari diri sendiri. Menjadi mahasiswa yang merawat Independensinya. Dengan senantiasa belajar dan membaca. Sehingga dalam setiap aksi  kita tahu untuk apa dan untuk siapa aksi itu kita lakukan. Dan pada saatnya nanti kita siap terjun kemasyarakat, menjadi bagian masyarakat dan meneruskan amanat menjadi agent perubahan untuk indonesia yang sejahtera, aman, adil dan makmur. Salam Mahasiswa!!!!!!

ASUS si Laptop Baru

09.41 Posted by Faith, Hope and Love No comments
si Asus
Hampir 5 jam berputar putar aku di salah satu mall besar di Tangerang. Helah mencari cari sesuatu yang telah aku rencanakan. Gara-gara insiden meninpa diriku beberapa waktu lalu. Pojok kanan, kiri tengah semua sudut toko kita tanyai tawar. Yaahh akhirnya tak kunjung dapat. Laptop baru yang takku inginkan. Begini critanya.
Beberapa bulan lalu, Di siang yang seperti biasa waktu sepulang kuliahku selalu disibukan oleh berbagai urusan organisasi yang mbliwet. Inilah itulah, Yaah tak apalah namanya juga belajar. Apapun tantangannya hajar! Sampai sore aku  menggunakan laptop kesayanganku. Yang penuh stiker dan warnanya sangat kusam berdebu. Tapi aku tak peduli aku tetap menggunakanya. Batrai biosnya habis sehingga setiap ku gunakan aku harus menyeting waktu. Karena tugas ketikanku belum selesai akhirnya aku tinggalkan laptop tercintaku itu di sekretariat. Agar esok ku tak perlu membawa beban yang berat-berat. Namun hal tak terduga terjadi. Gereget hatiku. Mungkin pecah hatiku.
Aku masih ingat laptop pertamaku. Aku beri nama dia si Asus karena mereknya asus. Kira kira sekitar 7 tahun yang lalu. Saat itu aku kelas 7 smp. Ya seperti biasa layaknya anak anak kecil pada umumnya pasti meliki rasa ingin punya wajarlah anak seumuran itu.
Begini critanya, pagi itu, ketika mendapat tugas dari Bu Darsih salah satu guru kesayanganku dia menunjukan tugas kliping yang di kerjakan kelas 7h. Ternyata eeh ternyata tugas itu diprint dengan printer. Semua kawan-kawan terperangah dengan hal itu. Waahhh kereeen. Tugas itu membuat iri diriku.
Siapa anak yang secanggih itu. Bu Darsih hanya menyebutkn tugas anak 7h. Jadi penasaran aku mau menanyakan pada si rudi kawanku kelas 7h nanti saat istiahat. Bel istirahat berbunyi. Kebetulan kelasku ada d 7c. Melaeti kelas rudi bila ingin ke kantin atau musola. Aku dan kelima anggota geng kami brjalan menyusuri lorong kelas yang berubin kotak-kotak. 7d, 7e, 7f dan 7h. Ketika aku lihat dari depan pintu kenapa anak anak pada menggeombol? Rudi memangil Besek, ketua geng kami. “Sek rene tak dudoi apik”. Kami menghampiri kerumunan itu. Walah ternyata laptop bermerek tosibah. Sangat keren seluruh anak anak kagum. Seperti sebuah tivi tipis dengan banyak tombol. Ada panah yang bisa digerakan oleh telunjuk jari dengan sebuah kotak kecil dibawahnya.
Dulu aku pernah melihat barng mewh itu saat aku masih kelas 5 sd. Ada guru magag yang memaerkan laptop di depan kelas. Dan anak-anak sama tajubnya dengan hal ini. Baru kali ini aku melihat laptop dari dekat. Sangat indah, layar tv nya sangat jernih  tidak seperti tvku dirumah. Meski sayang tidak bisa untuk menoton tv.
Sepulang sekolah aku masih terbayag bayang laptop itu. Sampai rumah aku bilang “yooong aku muleh”. Iyong adalah panggilan untuk nenekku. Dia menjawab “Iyo ndang salin trus madang”. Aku jawab iyo yong. Tapi tak langsung ku lakanakan prntahanya. Ku buang tasku ke pojok kamar. Badan langsung kulempar kekasur, berbaring di atas kasur kapuk randu yang empuk. Sambil menatap langit langit. Aku membayangkan andai aku memiliki laptop yang seperti itu. Pasti si dia cemcemanku akan jatuh hati padaku. Hahaha, khayalanku terus terbang. Bunyi kretek kretek kasur. angin dingin yang berhembus melalui jendela mengantarkanku dalam khayal yang menjadi mimpi siang.
“Tangi an tangi, wes sore ndang adus”. Triak iyong menggoyang goyang tubuhku. Waahh. Aku ketiduran. Aku lagsung loncat berdiri. “Jam piro ki yong?” Tanyaku. “Wes jam setengah 6 sore”. Waahhh sial. Aku melewatkan pertandingan sepak bola. Seharusnya hari ini tim ku main melawan dusun sebelah. Aku menatap iyong raut mukanya sepert biasa. Seperti marah tapi aku tak tau, dia marah benar benar marah atau tidak. Karena setiap hari dia seperti itu. “Kon salin gak ngang salin, ndgan adus adzan magrib”. Perintahnya. Dan kali ini aku melaksanakan perintahnya.
Malam pukul 21:00 aku memandangi tv. Menoton acara acara film yang mulai di pukul itu. Iyong masuk kamar, sebelumnya ia menobrol dengan tetanggga diemper rumah dari ba,da isya. Dia lewat begitu saja di depanku. Melirik atau melihatpun tidak. Kamarnya tidak berpintu hanya berselambu tepat disamping tv. Tetangga yang sebelumnya menemani iyong sudah pulang. Sekarang tiba tiba sepi hanya terdengar suara tv. Aku merasa sepi dan tiba-tiba aku mengingat cemcemanku. Yang pendek badanya, pipinya tembem, manis, hidungnya seperti tempelan jambu air dan rambutnya yang selalu dikepang dua setiap hari.
“Aahh laptop” kataku dalam hati. Aku harus punya biar tidak kalah keren dengan yang lain. Ku cek pulsa di hp nokia 3230ku. Waah cukup. Adapulsa. Aku langsung keluar rumah. Ku telfon ibu dan bapak. “Halo bu,” ibu menjawab “halo le, pye kabare dengaren nelfon ono opo?”, “Kabare apik bu. Aan karo iyong sehat. bu Aan njaluk laptop. Kanggo sekolah”. “Laptop! Iyo. Engko tak tukoke”. Jawab ibu, bikin aku sumeringah. Tiba tiba tuutt tuutt pulsa habis. Dan hp berbunyi lagi ibu yang menefon. Dan bergitu seterusnya sampai dengan obrolan panjang. Antara ibu dan iyong yang terbangun yang ingin berbiacara juga dengan ibu.
Sekian bulan berselang aku masih bingung kapan aku akan memiliki laptop. Cemcemanku sekarang sudah memiliki pacar. Tentunya bukan aku pacarnya. Pacarnya orang lain sahabat sekolahku dari sd. Kebetulan dia sekelas dengan cemcemanku sehingga peluangnya lebih besar. Dia yang setiap pagi berangat sekolah naik bus mini bersamaku. Mengelantung dipintunya, Karena didalam sudah penuh sesak.
Aku tak mungkin manruh dendam kepadanya, karena dia sahabatku. Tapi harus aku akui dia memang tampan. Kulitnya putih, rambutnya panjang dan matanya agak sedikit sipit. Sperti orang cina. Tak seperti aku ini yang biasa biasa ajah. Tak apalah, lagian dia tidak tahu dan tidak ada yang tahu kalo aku menyukai pacarnya, sebelum pacarnya itu menjadi pacanya sekarang. Tapi ini semua berkat kesalahan yang lain.
Tentang laptopku yang tak kunjung datang. Beberapa kali aku telfon ibu dan bapak selalu menjawab nanti pas lebaran. Pas ibu bapak pulang. Terlalu lama. Sekitar 4 bulan lagi dan aku keburu naik kelas. Tapi apa boleh buat. Kakaku yang kuliah disana. Selalu membujuk ibu agar tak segera membelikanku laptop dan seperti kebiasaan dari dulu. Memarahiku. Sekarang bedanya melalu telfon.
Puasa ramadhan minggu ketiga akhirnya ibu datang. Hal yang sangat ku nantikan. Ibu bapak datang tak tanggung-tanggug. Bis mini yang biasanya aku naiki untuk berangkat sekolah dicater agar mau mengantar sampai depan rumah. Tetangga berduyun-duyun menghampiri. Membantu menurun kan barang. “Wahh lek Si wes balek”. Ujar mbak Umi dari depan rumanhya. Ibu langsung memeluku dan menyalami iyong. Aku menurukan barang bersama bapak. Kulihat-lihat sudahkah aku dibelikan laptop?. Setelah semua barang sudah masuk rumah apakah ada yang ketinggalan. “An rene” panggil ibu sambil melambai. Diajaknya aku masuk kedalam kamar disana ada masku yang senyum senyum tak jelas. Dan memberikan tas yang dipakainya.
Sambil meliriknya kubuka tas itu. Ternyata laptop yang kunantikan datang. Warnanya merah maroon. Ukuranya tak sebesar miik kawanku. Ada tulisan asusnya. “dirawat ben awet” kata ibu. “Iya bu”. Jawabku sambil menciumnya. Tapi semua terlambat. untuk apa laptop ini. Aku sudah kelas 8. Mungkin tugas tugas kliping seperti yang bu Darsih berikan dulu tak ada lagi. Cecemanku sudah punya pacar. Tapi tak apalah laptop ini pasti berguna. Meski dia hadir saat aku tak membutuhkanya.
Laptop baruku yang dulu sekarang sudah pecah LCDnya menambah kerusakanya. Bautnya banya yang hilang karena dulu waktu aku smk sering aku bongkar untuk eksperimenku. Sering aku instal ulang. Aku format, warnanya sudah pudar. Banyak stiker stiker organisasi. Menemaniku dalam ujian kopetensi, menemaniku dalam mengerjakan tugas, dalam tahun-tahunku menempuh pendidikan dari SMP sampai saat ini aku Mahasiswa .
Sudah 7 tahun berselang dari masa itu. Sekerang laptopku baru lagi saat aku menemukan laptop yang cocok sebagai pengganti. Kau laptopku yang lama sangat berjasa dalam diriku saat ini. Tanpamu aku bukan aku yang sekarang. Hanya hardiskmu yang aku ambil. Dan dirimu akan aku simpan. Pada saatnya nanti akan kucritakan kisah-kisahmu pada anaku. Terima kasih sahabatku. ASUS.

Seperti Para KORUPTOR

08.30 Posted by Faith, Hope and Love No comments
contoh koruptor di Banten
Siapa yang mau dijuluki koruptor? Untuk orang-orang seperti kita pasti ogah menyandang gelar menjijikan itu. Gelar yang bisa dianggap najis mugholadoh itu tidak akan bersih jika dibasuh 7 samudra sekalipun. Bahkan kenajisanya mungkin akan menular kepada anak dan cucu kita. Nauzubillah, jangan sampai.
Tetapi mengapa gelar itu begitu kotor? Apakah benar sekotor itu? Atau, mungkinkah itu terlalu hiperbola? Toh nyatanya orang orang yang mendapatkan gelar itu masih bisa dipilih menjadi pejabat lagi. Hukuman yang diterima pun seperti pindah kamar tidur.  kamarnya tak kalah mewah dengan yang dimiliki dirumah. berbagai fasilitas lainya bisa didapat dengan mudah. Serta dendanyapun lebih kecil dari keuntungan yang didapat.
Ya pada akhirnya mereka bisa menikmati kemewahan yang tiada tara. Main keluar negri. Belanja sana belanja sini. Koleksi mobil mobil mewah. Berganti pasangan yang cantik cantik dan bohay dan Makan makanan yang serba mewah. Boleh jadi menjadi koruptor dinegri yang makmur ini sangatlah indah.
Tapi apakah benar seindah itu? Tidak! tidak seindah itu. Ketika daerah Lebak Banten seorang anak SD harus bersekolah melalui jarak yang begitu jauh, melaui berbagai macam rintangan. Seperti lumpur, jalan menanjak dan menurun serta jembatan Indiana Jones yang menantang. berseragam kumal dan tidak bersepatu anak itu melewatinya satu persatu. senyum yang meremehkan si anak SD menganggap rintangan itu kurang menantang. Sesampainya di sekolah harus bertaruh nyawa dengan sekolah yang hampir ambruk. Sekali lagi si anak SD itu tak menunjukan rasa takut. Tetap ceria bercanda dengan kawan kawanya. Ketika pulang harus menahan lapar berbagi nasi aking dengan adiknya yang kurus kering. Dan mendapati sang bapak menganggur diteras rumah bersama ibu yang sedang sakit. Sudah lama tak diobati karena biaya pengobatan terlampau mahal. Tapi masih dalam kehangatan keluarga duduk diteras rumah.
bocah SD itu  nomor 3 dari belakang

Apakah seburuk itu nasip si anak sekolah tadi? Tentunya tidak. Anak tadi masih memiliki kehangatan keluarga yang dipenuhi oleh cinta dan ketulusan. Ibunya yang penuh kasih sayang, bapaknya yang pantang menyerah dan adiknya yang selalu rewel. Juga teman temanya yang hidup dalam kepolosan, tetangga yang saling tolong menolong. Penuh perhatian dan kerukunan. Tidak mengenal serakah, iri, dengki dan benci.
Mungkin sangat berbeda dengan nasip para kruptor yang harus selalu berpikiran licik mengumpulkan harta kekayaan. Tak pandang saudara sendiri siapapun kamu akan aku singkirkan demi kekuasaan dan warisan. Berteman tanpa ketulusan hanya mengenal aku dan hartaku. Sebagai pemuas perut dan kelaminku. Yang lainya adalah sapi perahan.

Mungkin benar kata kawan-kawan slank, “hidup sederhana tak punya apa apa tapi banyak cinta. Bermewah mewahan  punya segala sengsara seperti para koruptor”. Jadi mari bersederhana menjadi apaadanya. Saling mencintai dan menyayangi. Agar kita jauh dari sikap para koruptor.